Di Indonesia Bioinformatika masih belum dikenal oleh masyarakat luas. Di kalangan peneliti sendiri, mungkin hanya para peneliti biologi molekuler yang sedikit banyak mengikuti perkembangannya karena keharusan menggunakan perangkat-perangkat Bioinformatika untuk analisa data. Sementara itu di kalangan TI masih kurang mendapat perhatian. Ketersediaan database dasar (DNA, protein) yang bersifat terbuka/gratis merupakan peluang besar untuk menggali informasi berharga. Dari sinilah Indonesia dapat ikut berperan mengembangkan bioinformatika. Kerjasama antara peneliti bioteknologi yang memahami makna biologis data tersebut dengan praktisi IT seperti programmer, dsb akan sangat berperan dalam kemajuan Bioinformatika Indonesia nantinya.
Mengubah Jenis Kelamin Pada Ikan
Banyak cara untuk dapat meningkatkan mutu benih ikan gurami diantaranya adalah pemilihan induk unggul yang diperoleh dengan teknik persilangan atau hibadisasi, manipulasi kromosom atau dengan cara sex reversal untuk menghasilan benih monosex.
Memproduksi benih monosex artinya memproduksi ikan dengan satu jenis kelamin yaitu jantan atau betina saja. Hal ini didasarkan pada pola pertumbuhan ikan yang berbeda antara ikan jantan dan betina. Pada ikan gurami pertumbuhan ikan jantan lebih cepat dibandingkan ikan betina, jantan berumur 10 – 12 bulan dapat mencapai berat rata-rata 250 gr /ekor, sedangkan betina hanya 200 gram/ekor. Ini berarti pertumbuhan jantan 20% lebih cepat dibandingkan betina. Sehingga dengan hanya memproduksi benih ikan jantan saja dapat meningkatkan produksi dari usaha pembesaran ikan gurami.
Hormon Metiltestoteron merupakan hormon androgen sintetis. Hormon ini sudah banyak digunakan untuk mendapatkan benih ikan monosex jantan seperti pada ikan Nila, ikan Cupang, ikan Tetra Kongo (Zairin, 2002) dan ikan Lauhan (Handajani dan Santoso, 2004). Untuk ikan Gurami hormon Metiltestoteron dengan dosis 5 mg/l dapat menghasilkan 66,98% benih gurami jantan (Handajani, 2006) dan membutuhkan waktu perendaman 3-6 jam (Arifin dan Handajani, 2005). Tetapi hasil tersebut belum maksimal, tidak seperti pada ikan Nila yang tingkat keberhasilannya bias mencapai 90 – 100% monosex jantan. Hal ini disebabkan belum didapatkan data tentang umur larva gurami yang tepat untuk menghasilkan benih monosex jantan yang maksimal, sehingga perlu dilakukan penelitian tentang “Perendaman Hormon Metiltestoteron pada Larva Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) Dengan Umur yang Berbeda Terhadap Keberhasilan Pembentukan Monosex Jantan”.
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=jurnal+mengubah+jenis+kelamin+ikan.